Berkomitmen dalam Menjaga Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat, BPI Raih 3 Penghargaan dalam Ajang ENSIA Award 2022

 

Direktur Komersial PT Sucofindo, Darwin Abas mengatakan bahwa penghargaan ini diberikan berdasarkan penilaian paper inovasi oleh dewan juri yang terdiri atas akademisi dan praktisi. Penghargaan ENSIA ini merupakan wujud komitmen Sucofindo untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Dan secara teknis penghargaan ini dapat digunakan sebagai penunjang dokumen PROPER (Program Kinerja Penilaian Peringkat Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) Hijau dan Emas. Perhelatan ENSIA Award diikuti oleh 62 perusahaan yang telah menyampaikan 217 paper inovasi dengan 7 kategori yaitu efisiensi energi, penurunan emisi, pengurangan limbah B3, 3R limbah padat non B3, efisiensi air dan penurunan beban pencemaran, perlindungan keanekaragaman hayati, serta inovasi sosial. 

 

BPI menerima tiga penghargaan ENSIA 2022, yakni sebagai salah satu perusahaan yang peduli dengan lingkungan, kategori Gold untuk program Perlindungan Keanegaragaman Hayati yang diberikan oleh Dra. CH. Nety Widayati, MT., Direktur Pengendalian Pencemaran Air, Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sedangkan dua program BPI lainnya mendapatkan penghargaan dalam kategori Inovasi Sosial, yakni Program Pengembangan Ekonomi Usaha Mikro Berbasis Pasar (off-taker) mendapatkan penghargaan kategori Platinum, dan Program Promosi Kesehatan Masyarakat mendapatkan penghargaan kategori Silver. 

 

Yoshimitsu Fujii, Direktur Operasional BPI menyatakan “mewakili management BPI saya mengucapkan terima kasih kepada PT Sucofindo yang telah memberikan penghargaan ENSIA 2022 atas komitmen perusahaan dalam menjalankan program tanggung jawab sosial (CSR) untuk menjaga lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Penghargaan ini merupakan pengakuan dari pihak eksternal atas kesuksesan program yang telah kami lakukan bersama-sama dengan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Batang, pemerintah Provinsi Jawa Tengah, pemerintah pusat dan stakeholders lainnya, serta komitmen dari manajemen perusahaan dan kinerja karyawan BPI”. 

 

Lebih lanjut dijelaskan oleh Bhayu Pamungkas selaku Senior Manajer CSR BPI, bahwa BPI telah menjalankan berbagai program CSR di wilayah Kabupaten Batang, salah satunya adalah implementasi program perlindungan keanekaragaman hayati telah dilakukan sejak 2013 hingga saat ini, BPI bersama-sama dengan masyarakat telah melaksanakan program rehabilitasi ekosistem darat dengan menyediakan kawasan hutan 5 Ha sebagai sanctuary/refuge bagi satwa yang dilaksanakan bersama dengan tiga Kelompok Usaha Bersama (KUB) dari tiga desa meliputi pelatihan, persiapan benih/bibit, persiapan lahan, penanaman, penyulaman dan monitoring-evaluasi, melaksanakan program penanaman vegatasi pantai dan mangrove bersama tiga kelompok nelayan dari tiga desa sekitar PLTU Batang dan siswa-siswa dari sekolah Adiwiyata binaan, serta menanam dan merawat 57.449 bibit oleh tiga kelompok nelayan melalui program SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) yang bermitra dengan PMI Kabupaten Batang dan American Red Cross. 

 

Program rehabilitasi ekosistem laut telah dilakukan bersama-sama mitra Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017-2019 dan Universitas Diponegoro pada tahun 2019-2020 dengan menginstalasi 265 modul rumah ikan (artificial fish apartment/AFA sebagai tempat berlindung dan berkumpulnya biota laut) di 4 lokasi dan menginstalasi 4-unit terumbu karang buatan (artificial patch reef / APR, sebagai lokasi transplantasi terumbu karang) di dua lokasi di wilayah laut sekitar. Pada tahun 2022 melalui pendanaan Matching Fund Kedaireka dari DIKTI-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, BPI-UNDIP bermitra untuk menambah 4-unit APR (420 modul) dan 4-unit AFA (120 modul) dengan menggunakan substrat beton berbahan Fly Ash-Bottom Ash (FABA) dari PLTU Batang, di wilayah laut sekitar perusahaan. Program ini merupakan upaya untuk pemanfaatan limbah non-B3 FABA yang dihasilkan PLTU Batang.

Sejak tahun 2013, progam pengembangan ekonomi usaha ultra-mikro diimplementasikan melalui pembentukan 209 Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang beranggotakan 2.929 orang dengan jenis usaha utama seperti konveksi, produksi kemasan sarung, dan laundry. Empat Lembaga Keuangan Mikro (LKM) telah dibentuk dan beroperasi guna mendukung modal kerja bagi pelaku usaha ultra-mikro serta Program Penyediaan Lapangan Kerja Sementara yang telah memberikan dampak kepada pelaku usaha ultra-mikro. Program ini telah memberikan manfaat untuk untuk peningkatan kapasitas, modal kerja, sarana produksi usaha dan penyediaan off-taker, serta membentuk kelembagaan dan jejaring usaha sehingga menambah peluang keberlanjutan usaha ultra-mikro. 

 

Implementasi Program Promosi Kesehatan Masyarakat melalui Penguatan Kelembagaan Kesehatan Desa telah dilakukan dengan membangun, menguatkan, dan mendukung peningkatan kapasitas dan kompetensi dari lembaga-lembaga kesehatan di 14 desa sekitar PLTU Batang yang telah memberikan dampak inovasi ke lingkungan, sosial dan ekonomi. Sejak 2016, secara kumulatif 4.446 individu (balita dan lansia) telah mengakses layanan kesehatan di 57 posyandu. 317 individu kader kesehatan dan 18 bidan desa telah mendapatkan peningkatan kapasitas sehingga meningkatkan layanan kesehatan posyandu. Sejumlah 2.032 KK telah menerima bantuan dan mendukung kampanye jambanisasi (Stop BABS/ODF). Sejak tahun 2012, secara kumulatif 22.431 individu telah mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas bagi masyarakat. Dan sejak tahun 2015, sebanyak 42.388 individu telah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan pola hidup bersih & sehat (PHBS).(*)

 

 

 

Corporate Communication

PT Bhimasena Power Indonesia