Proyek PLTU Batang 2 x 1.000 MW Mencapai Operasi Komersial Penuh
Batang - PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) telah mencapai status operasi komersial dari proyek PLTU Batang berkapasitas 2 x 1.000 MW dengan menggunakan teknologi Ultra Super Critical (USC) (Unit 1: 15 Agustus 2022, Unit 2: 31 Agustus 2022).
Proyek PLTU Batang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional dan disponsori oleh Electric Power Development Co., Ltd. (J-Power), PT Adaro Power, dan ITOCHU Corporation. PLTU Batang merupakan proyek kerjasama pertama antara pemerintah dan swasta (KPS) di sektor infrastruktur ketenagalistrikan yang dijamin oleh Pemerintah Republik Indonesia yang bertindak melalui Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Indonesia Infrastructure Guarantee Fund). Serta menjadi magnet investasi di Jawa Tengah dengan banyaknya industri yang datang ke Jawa Tengah untuk melakukan investasi baru terutama di Kabupaten Batang.
“Dengan bangga kami mengumumkan bahwa proyek PLTU Batang mulai beroperasi secara komersial. Kami berkomitmen untuk menyediakan pasokan listrik yang stabil kepada PT PLN selama 25 tahun secara komersial dan berkontribusi pada kebutuhan listrik di Pulau Jawa,” Ucap Ryuta Sato, Presiden Direktur BPI. Ia menambahkan, “nama proyek PLTU Jawa Tengah telah digunakan sampai saat ini, tetapi untuk berkomunikasi akan diubah namanya menjadi “PLTU Batang” agar mencerminkan nama kabupaten setempat di mana proyek tersebut berada dan dikenal secara luas di masyarakat setempat”.
Proyek PLTU Batang menggunakan teknologi USC, serta teknologi ramah lingkungan yaitu Fabric Filter dan Flue Gas Desulphurization. “Kondisi uap USC memberikan efisiensi panas yang lebih tinggi daripada kondisi uap konvensional seperti sub kritikal dan super kritikal. Efisiensi panas yang lebih tinggi berarti konsumsi batubara yang lebih rendah dan juga menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah. Selain itu, pembakar rendah gas NOx di dalam proses pembakaran, Fabric Filter (penangkap debu) dan Flue Gas Desulphurization (penangkap gas sulfur) di dalam pengolah gas buang diterapkan dengan baik. Pembakar rendah NOx akan meminimalkan gas NOx. Fabric Filter akan menangkap abu batu bara dan Flue Gas Desulphurization dapat menangkap gas Sox” ucap Akihiro Osajima, Direktur Teknik BPI.
Kesuksesan beroperasinya Proyek PLTU Batang karena dukungan dari berbagai pihak. Kami mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada masyarakat sekitar proyek, Pemerintah Kabupaten Batang, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Pusat, PT PLN (Persero), seluruh pemangku kepentingan, dan masyarakat Kabupaten Batang.
“Kami berharap dapat terus bersinergi dengan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, masyarakat dan berbagai pihak untuk bersama-sama membantu perkembangan dan kesejahteraan Kabupaten Batang dan masyarakat setempat” ucap ChinChin Chandera, Direktur Keuangan BPI. “Kami juga sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh karyawan, karena tanpa kerja keras dan dedikasi mereka, salah satu pembangkit terbesar dan terbersih di Indonesia ini tidak akan terwujud.”
Pengoperasian PLTU Batang ini merupakan momen strategis bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sejak tahun 2011, BPI telah melaksanakan program CSR yang komprehensif dengan mengutamakan pendekatan partisipatif serta mengimplementasikannya dengan prioritas tertinggi pada Program Pemberdayaan Masyarakat. Program CSR yang telah diimplementasikan berhasil mendapatkan penghargaan baik di tingkat internasional maupun nasional dari berbagai pihak. Kegiatan program CSR selalu melibatkan dan bersinergi dengan pemerintah desa dan Kabupaten Batang sehingga tepat sasaran, berkelanjutan memiliki nilai manfaat dan menciptakan kemandirian masyarakat.
Yoshimitsu Fujii, Direktur Operasional BPI menyatakan “kami telah mengimplementasikan program CSR dalam berbagai sektor, seperti Infrastruktur (pembangunan dan perbaikan sarana umum), Layanan kesehatan (Posyandu, sarana-prasarana kesehatan, peningkatan kapasitas kader/tenaga kesehatan, bebas buang air besar sembarangan), Ekonomi (kelompok usaha bersama, lembaga keuangan mikro, penciptaan lapangan kerja, pelatihan keterampilan), Pendidikan (sekolah berbudaya lingkungan, pendidikan non-formal, perpustakaan desa, peningkatan kapasitas), Sosial, budaya, dan lingkungan (penghijauan, bank sampah, bantuan sosial untuk masyarakat rentan). Kami akan melanjutkan kontribusi kami kepada masyarakat setempat sebagai good corporate citizen.


